16 December 2009

Siapkah Masyarakat Asia Tenggara Menghadapi ASEAN Community 2015?

ASEAN Community (Komunitas ASEAN) adalah salah satu target yang dicanangkan terwujud pada tahun 2016 oleh ASEAN sebagai sebuah organisasi internasional di kawasan Asia Tenggara. Komunitas ini memiliki semangat “menyatukan” seluruh warga masyarakat Asia Tenggara dalam suatu wadah komunitas besar. Di mana interaksi antar masyarakat tidak lagi terbatas oleh state bonderies. Semangat kebersamaan ini juga dilandasi oleh prinsip people to people interaction dan bukan lagi state to state interaction.

Terdapat tiga pilar yang menjadi dasar dari pembentukan komunitas ASEAN ini, yaitu komunitas politik keamanan ASEAN, komunitas ekonomi ASEAN, dan komunitas sosial budaya ASEAN. (sumber: http://www.waspada.co.id/)

Komunitas ASEAN 2015 lebih saya lihat sebagai suatu program integrasi negara-negara di Asia Tenggara yang dikhususkan pada integrasi masyarakatnya. Masyarakat Asia Tenggara diharapkan mampu lebih berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama masyarakat Asia Tenggara.

Bentuk interaksinya dapat berupa perdagangan, transfer teknologi, kerjasama di segala bidang, kunjungan ke negara-negara di Asia Tenggara, dan sebagainya. Interaksi yang semakin intens dan mudah merupakan salah satu indikator terciptanya integrasi ini.


Masalah yang Timbul Menuju Integrasi

Sebagai sebuah proyek besar dalam 6 tahun ke depan, tentunya hal ini memerlukan kesiapan yang matang supaya Komunitas ASEAN ini tidak hanya menjadi wacana. Namun, satu hal yang saya perhatikan mengenai kesiapan ini terdapat masalah utama, yaitu kurangnya sosialisasi.

Pertama, adalah masalah aturan main. Jika kita melihat tujuan yang ingin adalah integrasi masyarakat Asia Tenggara, maka yang menjadi landasan tentulah adanya suatu code of conduct yang mengatur mengenai bagaimana proses dan pelaksanaan integrasi itu. Pada pembahasan di atas juga sudah saya sebutkan mengenai ASEAN Charter. ASEAN Charter inilah yang merupakan aturan dasar dari pola interaksi dan aturan main dalam komunitas ASEAN itu sendiri. Namun, jika tujuannya adalah people centered maka sudah sewajarnya bahwa setidaknya masyarakat Asia Tenggara mengetahui dan memahami garis besar dari aturan tersebut. Pada kenyataanya hal ini masih jauh dari harapan.

Selain masalah aturan main, saya juga melihat bahwa sense of belonging masyarakat Asia Tenggara terhadap ASEAN itu sendiri masih kurang. Tidak usah jauh-jauh sampai melakukan penelitian besar-besaran di seluruh Asia Tenggara. Di masyarakat Indonesia saja, mungkin hanya segelintir orang yang tahu kegiatan-kegiatan yang dilakukan ASEAN. Atau, yang paling sederhana mungkin saja mereka tidak aware dengan tanggal berdirinya ASEAN. Apalagi kalau ditanya mengenai ASEAN Anthem. Jujur saya pribadi juga merasakan hal itu. Saya tidak memungkiri kalau sense of belonging saya terhadap ASEAN itu sendiri masih kurang. Bukan maksud mengeneralisasi pendapat pribadi saya, namun hal ini diakui oleh pembicara dari Deplu saat seminar Symphonising ASEAN di Bandung beberapa bulan yang lalu. Masalah sense of Belonging masih menjadi PR besar bagi pemerintah negara-negara di ASEAN. Bagaimana mengadakan integrasi dengan people centered kalau masyarakatnya saja tidak memiliki rasa memiliki terhadap ASEAN itu sendiri?

Usaha apa saja yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut

Melihat permasalahan yang saya utarakan di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa masalah yang krusial dalam menuju Komunitas ASEAN 2015 adalah sosialisasi. Baik itu sosialisi mengenai ASEAN itu sendiri meliputi program kerja dan kegiatannya, maupun hal-hal yang berkaitan langsung dengan masyarakat Asia Tenggara khususnya.

Untuk mencapai suatu hal yang besar memang tidaklah gampang, namun usaha secara terus menerus merupakan salah satu cara efektif. Maka, menurut saya ada beberapa usaha yang perlu dan harus dilakukan oleh pemerintah negara-negara ASEAN supaya komunitas berbasis pada masyarakat ini bisa terwujud. Usaha tersebut diantaranya dengan penggunaan media massa guna mensosialisasikan informasi mengenai ASEAN dan Komunitas ASEAN itu sendiri, mengadakan seminar atau forum bersama masyarakat mengenai Komunitas ASEAN meliputi keuntungan dan manfaat yang akan didapat oleh masyarakat, serta lebih merakyatkan ASEAN dalam artian meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa mereka merupakan elemen penting dari ASEAN dan komunitas ASEAN ke depannya.



No comments: