16 June 2012

Ini Aku, Terdiam Menatap Kamu

Hey Kamu yang di sana
Ingin ku menyapamu, ingin ku bertukar kata denganmu
Tapi sang waktu masih enggan menatapkan matamu ke mataku
Seakan menatap bayangmu
Aku terus berjalan bersama khayalanku sendiri
Seakan Kamu menjadi milikku
Aku terus bermimpi terkenang lagu yang kita nyanyikan berdua
Mata tak dapat berbohong
Hatiku tak bisa menipu
Tapi lidahku terpasung untuk dapat mengucap kata
Ini aku, yang melihat Kamu dari arah yang mungkin belum Kamu sadari
Ini aku, yang memendam perasaan untuk bertemu, berujar, dan menukar kasih dengan Kamu
Ini aku, yang baru bisa menatap senyummu sembari berdiri dari tempatku menanti
Dan ini aku, yang masih menunggu waktu untuk dapat menyentuh indahnya wajahmu

040312

Catatan Kaki:
Bait kata yang menari indah untuk seorang yang ku kagumi di seberang negeri dan mungkin dia belum tahu betapa aku menyukainya. Sebait kata yang sementara mewakili isi hatiku, sebait kata yang sementara menjadi pengganti keberanian untuk mengungkapkannya pada dirinya. Dihasilkan di sebuah bilik di mana aku dapat menatap pepohonan yang rindang, di mana aku dapat mendengar kicauan burung yang bersautan, di mana aku dapat menghirup udara pagi di Pulau Pinang.

Aku Pasti Bisa

Hidup ini memang ada naik dan turun.
Itu yang sekarang bisa aku rasakan. Ingin berlari tapi aku tertahan.
Tertahan akan semangat yang terkurung.
Ingin rasanya semangat ini terus membara.
Tapi, baranya seolah redup.
Nyalanya tak lagi seperti pertama ia bersinar.
Mencari pemberhentian sementara untuk aku kemudian melangkah dan berlari.
Layaknya seekor burung yang sedari pagi terbang di langit, di malam hari ia pun kembali meletakkan kakinya di sarang tempat ia bernaung.
Mari merunduk dan menemukan “sarang” itu.
Hingga kemudian aku mampu melontarkan badan ini menuju garis horison yang masih jauh di sana.
Aku pasti bisa!

041011

Mimpi ku dan Mimpi nya


Berdiri di atas lapangan megah Catalonia, Nou Camp. Memasuki lapangan di menit ke 80 menggantikan Pedro. Pemain bernomor punggung 32 itu pun bergegas mengisi posisi penyerang tengah sesuai yang diinstuksikan Pep Guardiola. Selang beberapa menit Lionel Messi melakukan solo-run di sisi kanan pertahanan Real Madrid, kemudian dengan eye-contact seolah hendak menendang ia lalu memberikan operan manis kepada si nomor 32. Sebuah tendangan kaki kiri mengalirkan bola ke pojok kanan gawang Iker Casillas. Seisi stadion bergumuruh! GOOOOOAAAAALLLLLLL!!! Ia pun berlari ke sudut lapangan sambil melakukan selebrasi membungkukkan badan tanda rasa hormat diiringi ayunan tangan kanan ke luar. Seluruh pemain menghampiri dan merangkulnya, selebari khas anak-anak Barcelona. Terlihat papan skor menjadi 1-0 di menit 86, gol yang ditunggu-tunggu. Gol yang memastikan kemenangan atas rival abadi, gol yang juga memastikan Barcelona menjadi juara Liga. Gol pertama bagi pemuda itu, gol pertama di pertandingan pertamanya, dan gol yang akan selalu menjadi memori terindah dalam hidupnya.

Saat wasit meniup peliut panjang, ia lalu merebahkan dirinya di lapangan sambil bersujud mensyukuri malam yang begitu indah ini. Standing oviation disertai nyanyian lantang Los Cules membahana di malam itu. Bergetar rasanya merasakan berdiri dan menjadi bagian dari sejarah, pemain Indonesia pertama yang mencetak gol di La Liga dan menjadi pemain Indonesia pertama yang menjebol gawang Real Madrid. Ia lalu terbangun dan sadar bahwa ia masih di atas kasur tidurnya. Sambil memandang poster skuad Barcelona dan Messi di dinding kamarnya, ia bermimpi dan menancapkan niatnya untuk bisa mewujudkan mimpi indah yang sempat ia rasakan di alam bawah sadar. Viva Barcelona! Viva Indonesia!

060911