12 July 2009

Indonesia Sekarang ?

Bangsa Indonesia dahulu dikenal karena keramahan dan sopan santunnya. Masyarakat yang giat bergotong royong dan peduli terhadap sesama. Sedikit deskripsi ini mungkin belum cukup untuk mendeskripsikan bangsa Indonesia yang ramah pada saat dahulu kala. Rasa hormat terhadap orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda merupakan aplikasi dari kesopanan yang kita miliki.

Jika kita mengulas balik perjalanan bangsa Indonesia, terutama jika kita melihat "image" yang diperlihatkan oleh generasi tua, kita dapat mengatakan bahkan sering mendengar "image" sopan santun dan ramah tamah telah melekat dalam diri bangsa Indonesia. Rasa kebersamaan itu terasa amat kental di lingkungan pergaulan bangsa Indonesia.

Seiring perjalanan waktu, dari lahirnya Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga sekarang berumur 64 tahun (tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2009). Indonesia pun juga mengalami "transformasi". Enam puluh empat tahun lamanya Indonesia mengalami beberapa kali "face off" (dalam hal ini berkaitan dengan perilaku masyarakat dalam kaidah kesopanan).

Penulis merasa tergugah melihat perubahan (dalam hal ini penulis menggunakan istilah degradasi) sikap dan tingkah laku masyarakat Indonesia khususnya para remaja saat ini. Alih-alih melestarikan kebiasaan ramah tamah atau sopan, malahan sebagian besar para remaja semakin condong menuju ke arah individualis. Kita sering mendengar kata-kata bahwa "generasi muda merupakan generasi penerus bangsa". Akan dibawa kemana negara kita ini, tergantung dari para remaja atau generasi muda. Bukankah begitu saudara?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), degradasi berarti kemunduran, kemerosotan, penurunan, dsb (tt mutu, moral, pangkat, dsb). Hal inilah yang akan penulis paparkan dalam tulisan berikut ini. Degradasi sikap dan tingkah laku para remaja Indonesia.

Pertama, kita lihat dari segi cara berpakaian. Sering kali kita melihat para remaja yang berpakaian meniru tokoh atau tren yang sedang "booming" di dunia barat sana, contohnya memakai pakaian yang minim bahan yang mengubar bentuk tubuh, rok mini, kaos yang ngetat,dan sebagainya. Hal ini sah-sah saja, toh tiru meniru karakter (dalam hal berpakaian khususnya) itu sudah lumrah terjadi. Seseorang ingin menyerupai idolanya itu sudah biasa terjadi. Namun, yang perlu diperhatikan adalah apakah tahap menyerupai ini akan menghilangkan identitas penirunya atau tidak. Bukankah dalam pelajaran dari pendidikan dasar kita sering mendengarkan kalimat "kita harus bisa menayaring kebudayaan yang sesuai dengan budaya kita dan menolak apa-apa yang tidak sesuai dengan kita."

Hal ini memiliki makna bahwa menerima kebudayaan itu boleh saja, namun identitas bangsa jugalah penting. Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa globalisasi menjadi kunci pembenaran hilangnya batas-batas antar negara. Bukannya penulis anti-globalisasi, tetapi bukankah sudah dari lama kita diajarkan untuk pintar-pintar memilih. Apalagi hal ini berkaitan dengan identitas kita. (Waduh kalo tidak punya identitas, dianggap apa ya?).

Kedua, berkaitan dengan tingkah laku dan sikap. Sudah sering kita lihat sebagian besar remaja yang sibuk dengan dunianya saja. Misalnya, cuma asyik berhura-hura tanpa ingat akan kewajibannya, free sex, pergaulan bebas, minum-minum, dan lain sebagainya. Sudah sangat sering sekali kita mendengar hal-hal yang semacam ini. Selain itu, terkadang rasa hormat akan orang yang lebih tua sudah mulai menipis. Sangat jarang kita melihat seorang yang lebih muda membungkuk ketika melewati orang yang lebih tua atau mendahulukan orang yang lebih tua daripada kita sendiri.

Rasa kepedulian terhadap lingkungan atau sesama pun sudah jarang kita temukan. Misalnya, remaja sudah enggan mengurus hal-hal yang berbau lingkungan seperti kerja bakti atau membersihkan lingkungan. Bahkan hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya saja sudah susah ditemukan. Mungkin hal ini disebabkan sudah adanya pembagian tugas,seperti yang bertugas bersih-bersih itu petugas kebersihan. Seperti yang penulis lihat dalam sebuah film remaja baru-baru ini.

Di dalam film itu dikisahkan sekumpulan anak yang ingin mencoba peruntungan di ibukota. Mereka memutuskan untuk mengontrak sebuah rumah di daerah perumahan ibukota. Pada malam harinya mereka berinisiatif untuk melakukan siskamling di daerah tempat tinggal mereka. Namun, mereka malah dicurigai sebagai maling oleh petugas keamanan. Ketika diceramahi oleh pak RT, keluarlah kata-kata "Di sini sudah ada yang bertugas jaga malam karena orang-orang di sini pada sibuk semua, yang penting bayar iuran saja."

Keesokan harinya, mereka melihat 2 orang petugas kebersihan yang sedang membersihkan parit. Muncul inisiatif mereka untuk membantu dengan dasar "gotong royong". Lagi-lagi mereka diceramahi oleh pak RT, "Di sini sudah ada yang bertugas jaga kebersihan karena orang-orang di sini pada sibuk semua, yang penting bayar iuran saja."

Apakah hal ini yang terjadi disebagian besar kota-kota di Indonesia? Kegotongroyongan itu sudah mulai terkikis karena mereka dialihkan dengan kesibukan masing-masing. Mungkin pemandangan saling membantu itu hanya dapat kita lihat di daerah-daerah yang belum terlalu maju seperti di pedesaan. Di mana rasa kebersamaan masih sangat kuat.

Meskipun demikian, penulis masih yakin bahwa tidak semua masyarakat kita seperti itu. Walaupun ada, kesempatan untuk memperbaiki itu semua masih ada. Karena hal ini juga demi kesatuan bangsa khususnya untuk menunjukkan kembali identitas bangsa. Seperti layaknya India yang mesih dikenal dengan kain sarinya. Mungkin Indonesia kembali bisa dikenal dan lebih terkenal dengan keramah tamahannya daripada dengan image jelek yang akhir-akhir ini menempel dalam bangsa Indonesia, sperti teroris dan sebagainya.

Saudara, kemajuan negara kita ditentukan oleh kemauan kita sendiri untuk berubah. Khususnya kita genersi muda yang nantinya akan memegang Indonesia di masa yang akan datang. Mengutip dari salah satu ayat Al-Qur'an pada surah Ar-Ra'd ayat 11, “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri”.




No comments: