19 July 2009

Gundahku di Tengah Malam

Saat ini, di saat diri kita masih mampu untuk menarik nafas merupakan sebuah anugerah yang tak terkira. Saat di mana kita masih sanggup untuk berjalan melihat dunia. Mungkin selama ini diri kita masih kurang untuk bersyukur. Kalau kita melihat sekililing kita, mungkin masih ada saudara yang belum seberuntung kita. Mungkin juga kita ini hanya terlihat tiada daya dibandingkan saudara kita yang berusaha keras di setiap harinya. Kita mungkin bisa duduk sambil menikmati segelas kopi hangat di pagi hari, namun mereka mungkin sudah ada di tempat mereka mengadu nasib. Tempat di mana mereka menukar keringat dengan hidup mereka. Hidup keluarga mereka.

Apa yang kita lakukan saat ini mungkin belum seberapa jika dibandingkan rintihan saudara kita yang sedang mengalami kesusahan. Mungkin juga apa yang kita derita belum seberat yang saudara kita rasakan. Tapi, usaha mereka, jerih payah mereka, dan kesabaran mereka merupakan pelajaran berharga yang daat kita petik. Sekiling kita tanpa sadar merupakan limpahan ilmu yang mungkin tak kita dapat di bangku sekolah, di ruangan kuliah, atau dari seminar-seminar lainnya.

Kehidupan saudara kita yang dengan tabah dan sabar menghadapi cobaan Allah dan mereka tetap bersyukur. Mungkin ketika nasib kita ditukar dengan mereka, baru 1 hari, atau 1 jam, atau bahkan 1 menit saja kita sudah mengeluh dan terus mengeluh akan kesusahan yang kita dapat. Betapa kesabaran dan ikhlas merupakan kunci semua itu, belajar untuk sabar dan ikhlas. Belajar untuk menjalani semua ini dengan hati yang ikhlas.

Pembelajaran ini hanya sedikit untaian kata yang mungkin saya belum bisa melakukan dengan benar. Semoga tulisan ini berguna dan menjadi motivasi bagi saya, dan kita semua untuk dapat menjadi manusia yang lebih baik. Bukankah esok harus lebih baik dari sekarang?

No comments: