Kalimat judul di atas bukan kalimat promosi dari petugas
kepolisian. Kalimat itu adalah satu pertanyaan besar yang muncul setelah
dua pertanyaan besar saat melihat orang-orang yang naik sepeda motor
tidak mengenakan helm.
Pertanyaan pertama, “Kenapa tidak memakai helm?” Jawaban yang paling
sering dijawab, “Kan gak ada polisi.”, “Kan dekat.”, dan rentetan alasan
(jawaban) yang seolah membenarkan naik sepeda motor tanpa mengenakan
helm.
Pertanyaan kedua, “Kalau kecelakaan bagaimana?” Biasanya orang-orang
yang seperti ini saya apresiasi dengan keyakinannya akan Tuhan yang
tinggi. Jawaban yang paling sering keluar adalah, “Umur di tangan Tuhan,
siapa yang tau.” dan sejenisnya.
Kedua tanya jawab sederhana ini merupakan anekdot dari fenomena
enggannya masyarakat mengenakan helm saat berkendara. Walaupun saya
tidak bisa menyatakan hasil tanya jawab ini dapat mewakili jawaban
orang-orang yang enggan mengenakan helm. Tapi, inilah cuplikan realita
yang ada di sekeling kita. Silahkan buktikan dua pertanyaan ini!
Inti dari tulisan ini bukan membahas kenapa mereka enggan atau tidak.
Tapi adalah pertanyaan yang akan selalu muncul setelahnya, “What will
happen next?” Sebelum itu, saya rasa peristiwa tadi pagi cukup
menyadarkan saya dan menambah rasa percaya saya bahwa memakai helm itu
penting.
Di kampus saya, tepatnya di depan atm centre terjadi
kecelakaan. Sebuah motor yang hendak lurus tiba-tiba ditabrak oleh mobil
yang datang dari sebelah kanan. Seolah mobil itu tidak melihat ada
motor di sebelah kirinya dan langsung banting stir hendak merapat ke
kiri jalan. Alhasil, terlemparlah pengendara sepeda motor sekitar 2-3
meter dari tempat dia tertabrak. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan
ini.
Biar saya jelaskan lokasi kecelakaan ini. Di depan atm centre adalah tempat yang tidak terlalu padat kendaraan. Di seberangnya terdapat shelter
angkot gratis kampus. Cenderung banyak mahasiswa pejalan kaki yang lalu
lalang. Yang artinya pengendara sepeda motor atau mobil tidak akan
memacu kendaraannya di daerah tersebut. Ditambah lagi kejadian ini
terjadi sekitar pukul 09.00. Jam masuk kuliah buat kebanyakan mahasiswa.
Bahkan kedua kendaraan yang mengalami kecelakaan, baik mobil maupun
motor, tidak dalam keadaan melaju kencang.
Yang dapat kita tarik hikmahnya adalah celaka atau musibah tidak
hanya terjadi saat Anda berkendara dengan kencang. Tapi, bisa saja
datang saat Anda merasa tenang-tenang saja.
Satu hal yang terkait dengan judul di atas adalah pengendara sepeda
motor menggunakan helm. Bayangkan oleh Anda, saat ia tidak mengenakan
helm. Mungkin tadi saya dan beberapa orang di sekitar situ sudah
menggotong badannya supaya bisa dibawa ke rumah sakit terdekat
menggunakan mobil.
Bayangkan juga dalam kecelakaan yang sama jika salah satu pengendara
melaju dengan kencang dan yang naik motor tidak menggunakan helm.Dengan
memakai helm, kita sudah mengurangi dampak dari kecelakaan tersebut
khususnya melindungi bagian kepala. Atau bayangkan jika kecelakaan ini
terjadi di jalan raya yang padat dan yang naik motor tidak menggunakan
helm. Di tempat yang sepi saja bisa terjadi kecelakaan, apalagi di
tempat yang padat. Lengah sedikit nyawa bisa melayang, ditambah lagi
tidak mengenakan helm.
Mungkin ada yang mengatakan pada saya, “Takdir orang siapa yang
tahu.” Tapi, ingat satu hal kita diberikan akal untuk berpikir supaya
setidaknya kita bisa berusaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau
setidaknya meminilasir efek dari kecelakaan itu sendiri. Setidaknya kita
sudah berusaha dan tidak berlaku sombong dengan sok jago anti pakai
helm. Saya juga teringat salah satu kalimat himbauan dari polisi, “Ingat
keluarga menanti di rumah.” Mungkin kecelekaan itu terjadi hanya pada
diri kita, tapi apakah kita juga memikirkan nasib keluarga kita di rumah
saat mendengar kabar tersebut? Harus ikut menanggung biaya pengobatan
atau malah pemakaman? Atau kita sudah tidak peduli lagi dengan senyuman
keluarga kita?
Barulah kemudian akan muncul pertanyaan di judul tulisan ini, “Masihkah Anda Tidak Mengenakan Helm Saat Berkendara?”
Oleh Adityo D. Sudagung
10 Oktober 2013
2 comments:
kak, kalo naek odong-odong musti pake helm juga nda, kak?
-dari Teguh di gang sebelah
Maksudnya di sini itu sepeda motor. Saye pun awalnye khawatir ade ambigu dalam istilah "berkendara". Tapi, dari itu kan hikmahnye kite bise diskusi.
- dari Danu di gang sini
Post a Comment