15 March 2014

Bulan dan Kamu

Bulannya muncul malu-malu
Mengintip dari balik kabut dan awan
Seperti kamu yang juga tersenyum malu-malu
Setiap sesekali terlihat mata kita saling bertatapan

Bulannya masih tetap indah meskipun langit malam begitu gelap
Ia bersinar terang menyaingi pekatnya malam
Begitupun kamu yang selalu indah sekalipun aku tahu kamu sedang dirundung gelisah
Kamu akan selalu tersenyum menunjukkan wajah terindahmu

Sinarnya begitu teduh
Senyummu begitu hangat
Itulah yang aku suka dari bulan
Itu juga yang aku dari kamu

Oleh D. Sudagung
15 Maret 2014

Cerah dan Benderang Kawan

Janganlah kau berkeluh kesah kawan
Hanya karena ia tak tersenyum lagi padamu
Janganlah kau mengutuk langit kawan
Hanya karena ia tak membalas lagi perhatianmu

Mungkin sekarang ia begitu berarti
Amat memenuhi pikiranmu
Mungkin dulu ia tidak lah penting
Terbesit pun tidak dalam mimpimu
Bagaimana nanti?
Nanti mungkin saja ia semakin berati
Nanti mungkin juga ia sangat tidak penting

Jalankan saja langkahmu kawan
Berjalanlah dengan lebih ceria
Kemurungan tidak lebih dari sekedar hujan di tengah cerah benderang
Bukan hujannya yang kau liat, tapi lihatlah langit yang cerah
Hujan itu hanya bonus, karena mentari tidak pernah lupa bersinar
Menjadikan langit menjadi cerah

Menjadi cerahlah kawan
Menjadi cerialah kawan
Hidupmu lebih luas dari sepetak hujan di langit yang cerah
Benderanglah dan keluarlah dari mendung itu kawan

Oleh D. Sudagung
15 Maret 2014

Pemahaman Yang Baik

Kesedihan hanya akan tetap menjadi kesedihan jika ia dilihat dan dipahami sebagai kesedihan. Begitupun dengan kesusahan, nasib buruk, celaka, patah hati, putus asa, segala yang tertulis dan terbaca dengan aksen dan makna yang jelek.

Ia hanya akan jadi sesuatu yang baik jika kita berbaik hati pada pikiran kita. Mau melihat segala yang jelek itu dari cara pandang yang baik pula. Melihat dengan pemahaman yang baik. Maka, dibalik kesedihan itu pasti akan terlihat kebahagiaan.

Begitupun dengan kesusahan, nasib buruk, celaka, patah hati, putus asa, segala yang tertulis dan terbaca dengan aksen dan makna yang jelek, semuanya akan menjadi ditulis dan dibaca dengan aksen dan makna yang baik.

Oleh D. Sudagung
12 Maret 2014, terinspirasi dari nasihat Bang Darwis Tere Liye.

11 March 2014

Bila KIta Bersyukur

Hujan, kenyang, otak lambat, inspirasi hilang, buntu, membodoh. Ah, deretan kata yang menyiratkan banyak keluhan. Bukan ini harusnya, bukan mengeluh, bukan pula kalah mengangkat tangan tanda menyerah. Jungkirkan deretan kata itu, goncangkan malam dengan semangat, hadapi kembali dunia dengan kesyukuran. Tiada arti meratap, tiada guna mengeluh, hidup lebih luas dari sekedar itu bila kita bersyukur.

Oleh D. Sudagung
11 Maret 2014

Pertemuan

Senyuman itu
Tatapan mata itu
Masih berbekas di ingatan

Bertukar kata
Beradu cerita
Berkisah tentang kehidupan

Ingin ku bingkai selalu pertemuan bersamamu
Sebuah cerita, dua pasang mata, dan dua buah senyuman

Oleh D. Sudagung
11 Maret 2014

Berlayar

Kalau sudah digariskan
Apalah daya kita yg lemah
Apalah daya sekalipun harta berlimpah

Layar telah terkembang
Kapal siap berlayar
Tiada badai yang akan menyurutkan langkah

Mari berlayar pada garis yang telah ditulis
Lihatlah samudera dengan cara yang baik
Sekalipun samudera menjadi badai
Badai selalu punya kisah yang baik di dalamnya
Hanya jika dia dilihat dengan pemahaman yang baik

Oleh D. Sudagung
10 Maret 2014

Galau itu Saat Menatap Bulan

Bukannya aku galau melihat bintang yang banyak di malam kemarin.
Karena bintang begitu banyak sehingga tak tentu bintang mana yg kau lihat.

Bukannya aku galau juga melihat matahari yang sinarnya begitu terang.
Karena ku tau kau mungkin tak kan berlama-lama menatap matahari.

Yang membuat galau adalah ketika menatap bulan.
Karena ku tau kau juga menatap bulan yang sama di kejauhan sana.
Entah berapa jauh, berapa lama kau menatap bulan, tapi aku tak bisa menatapmu.

Oleh D. Sudagung
9 Maret 2014

Catatan Kecil tentang Kenangan

Lagu itu kembali memutar memori yang ingin dia lepaskan
Seberkas kenangan lalu yang teringat kembali
Memunculkan lagi wajahnya yang telah lama berlalu
Lewat lagu, lewat doa, dan lewat mimpi ia berharap bertemu kembali

Sebait lagu yang dulu ia mainkan
Sebaris kata yg fasih ia nyanyikan
Untuk dirinya
Ia hanya mampu mengingat dan memeluk kenangan itu erat
Berharap kebahagian untuk dia dan dirinya

Oleh D. Sudagung
7 Pebruari 2014