27 February 2014

Sepasang Kaki dan Tuan

Biarkan saja kakinya melangkah
Menikmati setiap jejak kaki yg tercipta
Tiada yang akan menahan langkahnya
Jika memang ia hendak berjalan


Siapa gerangan Tuan memaksanya berhenti?
Apa hanya karena sepotong hati yang Tuan titipkan?
Apakah karena kemudian hati itu Tuan bawa kembali hingga ia tak juga boleh melangkah?
Apakah hanya karena Tuan lantas ia akan melangkah?


Bolehlah Tuan tanya padanya
Kaki itu mengendus bau dunia yang semerbak
Kaki itu mengintip di sela hamparan hati yang Tuan titipkan
Kaki itu mendamba luasnya dunia
Saat ia melangkah menjejaki jengkal dunia

Jikalau Tuan sudi mengikutinya, marilah berjalan beriringan menikmati senja dan pagi


Namun, jikalau Tuan hanya hendak melangkah menuntun menyuruhnya melangkah ke mana hati Tuan ingin sebaiknya Tuan menepi
Karena langkah kaki itu tidak akan turut pada kehendak Tuan semata
Ia juga ingin melangkah
Ia juga ingin menjelajahi dunia
Dunia yang indah penuh senyuman

Oleh D. Sudagung
25 Pebruari 2014

Sebuah Kisah Untuk Kawan

Di jalan ini
Tuhan meminta kita bersabar
Tidak untuk mengulang kesalahan yang lampau
Tidak pula untuk membuat kesalahan yang baru

Hidup adalah pengalaman berharga
Dari hidup kita belajar
Dari hidup kita memahami bahwa waktu tidak dapat diputar kembali

Jalannya hidup yang jadi bekal menata masa depan yang lebih baik
Mungkin sekarang ini nasihatku padamu, kawan
Mungkin di lain waktu kau yang akan menasihatiku dengan kisahmu

Oleh D. Sudagung
1 Pebruari 2014

Nyanyian Seorang Patah Hati

Liriknya menyayat hati
Petikan gitarnya menambah pilu kesedihan
Begitu juga nyanyiannya menyiratkan luka yang begitu dalam
Itulah nyanyian seorang patah hati

Tidak dia menangis
Tidak dia terdiam meratap nasib
Hanya tangannya mahir memainkan melodi
Lisannya merangkai bait
Otaknya mengalirkan pesona memadukan bait dan melodi
Lagu tercipta untuk mengusir kepedihan hati
Itulah nyanyian seorang patah hati

Melantunkan lagu berirama sendu
Begitu tulus nyanyian itu
Begitu dalam deretan bait yang tercipta
Hanyutlah mereka yang mendengarkan
Bukan ia yang menangis
Tapi mereka yang menangis
Ketika sepasang telinga disapa lagu yang begitu syahdu
Menyampaikan kisah yang menyentuh perasaan
Itulah nyanyian seorang patah hati

Oleh D. Sudagung
23 Pebruari 2014

Layaknya Mentari, Ibarat Rembulan

Mentari selalu bersinar di langit siang
Begitu pun rembulan setia menyinari langit malam
Meski terhalang pekatnya awan
Mereka tak pernah lepas menyinari
Merela selalu menepati janjinya untuk kekasihnya itu

Akankah kita manusia meneladaninya?
Setia pada 1 cinta
Selalu ada untuk 1 hati

Senyum terbaik untuk kekasih
Layaknya mentari yang bersinar dengan hangat kepada siang
Ibarat rembulan yang menyapa malam dengan lembut

Oleh D. Sudagung
9 Pebruari 2014

16 February 2014

Serangkai Kata Mengusir Gundah

Mungkin benar apa kata orang
Kejadian yang susah dan membuat gundah gulana itulah yang bisa menjadi suatu inspirasi besar
Membuka lekuk pikiran hingga kemudian kata-kata mengalir meluncur menjadi kisah
Bukanlah kemudian dibalik kesusahan itu engkau hanya berdiam diri mengutuk nasib
Bukan jua dengan nasib yang buruk itu lantas engkau hanya meratap menangis
Lihatlah jauh ke depan, lihatlah apa yang kemudian ada saat ini di hadapanmu
Kisahmu, pengalamanmu akan jadi pembuka jalan cerita-cerita yang mengalir karena kau melampiskan kesusahan itu lewat tulisanmu
Begitu pun aku saat ini
Mungkin tulisan ini tak lebih dari pelampiasan gundahku
Atau mungkin juga ini sebuah desakan ide inspirasi yang seketika terbakar oleh kisah pedihku
Tidak usahlah kau kutuk nasib burukmu
Bukankah penyair juga sudi berbagi kisah pilunya
Bukankah pencipta lagu juga mengisahkan ceritanya lewat melodi
Dan kita, sebagai pembaca, sebagai pendengar, akan menikmati dengan sangat suatu kisah yang ditulis dengan tulus oleh si empunya cerita
Tulisan ini hanya ceceran kata yang coba ku rangkai
Sedikit banyak dia mengalir di tengah kegundahanku
Diselingi rintik hujan di luar sana sedang di dalam hatiku hujannya amat deras

oleh D. Sudagung
16 Pebruari 2014

Kemarin, 6 Desember 2013

Malam pun tidak bersahabat padaku
Begitupun bulan tidak lagi tersenyum
Tidak seperti kemarin
Saat kau hadir di hari-hariku

Malam ini aku hanya bertemankan hujan
Meratapi senyum indahmu kemarin

Ya kemarin
Pertemuan pertama kita
Pertemuan tersingkat
Senyum yang kubingkai erat di ingatan
Dan senyuman yang akan selalu ku kenang
Entah kapan aku akan melihat senyuman itu lagi

Oleh D. Sudagung
7 Desember 2013